Pertanyaan Sebelumnya, saya minta maaf dahulu sebelumnya melontarkan beberapa pertanyaan ini. Pertama Nabi dan para makhluk lainnya selain Allah, apakah secara mutlak bisa berada di setiap tempat di segala waktu? Kedua Apakah wali orang yang sudah meninggal dunia boleh melalui perantaraan seseorang di setiap waktu, misalnya Demi kehadiran Ali? Saya minta disertakan berbagai dalil dari hadits dan ayat yang berkaitan. Teks Jawaban Pertama-tama, ada sedikit kritikan kami terhadap ucapan "selain Allah," dalam pertanyaan. Harus diberikan teguran sedikit di sini, karena bisa dipahami bahwa Allah itu adalah makhluk juga, meskipun kami yakin Anda tidak berkeyakinan semacam itu. Pertama Allah berfirman "Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula. . Az-Zumar 30 Juga firman Allah "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang murtad Barangsiapa yang berbalik ke belakang.." Az-Zumar 44 Juga firman Allah "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang murtad Barangsiapa yang berbalik ke belakang.." Al-Baqarah 144 Abu Bakar Shiddiq dalam khutbah beliau setelah wafatnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan "Barangsiapa yang menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad telah wafat. Dan barangsiapa yang beribadah kepada Allah, sesungguhnya Allah itu selalu Hidup dan tak pernah mati." HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya Seluruh dalil-dalil ini dan sejenisnya menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia biasa, tak ubahnya seperti manusia lainnya. Beliau meninggal dunia, sebagaimana juga manusia lainnya. Beliau tidak kekal di dunia, sebagaimana halnya siapapun yang hidup sebelum beliau. Siapa saja yang mengeluarkan Nabi dari lingkaran kemanusiaannya dan mengklaim bahwa beliau selalu ada di setiap tempat, orang itulah yang harus dimintai dalil. Dari mana ia mendapatkan ilmu bahwa Nabi itu selalu ada di setiap tempat, bahkan juga di setiap waktu? Bukan itu saja, bahwa ia sampai mengklaim bahwa itu juga merupakan eksistensi Allah. Sungguh itu satu kekufuran, penyimpangan dan kesesatan. Karena konsekuensinya, bahwa Allah itu juga ada di tempat-tempat kotor. Sungguh Maha Suci Allah dari semua yang mereka ucapkan itu. Yang kedua Hendaknya Anda membaca kitab Fathul Majied Syarah dari Kitab At-Tauhid tulisan Syaikh Abdurrahman bin Husain. Allah berfirman " Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk naar Jahannam dalam keadaan hina dina". Al-Mukmin 60 Harus diketahui, bahwa doa dan memohon itu adalah ibadah, sebagaimana dalam hadits "Doa itu adalah ibadah." Riwayat At-Tirmidzi. Doa itu tidak boleh diperuntukkan kepada selain Allah. Adapun permohonan, boleh diperuntukkan kepada selain Allah dalam sebagian urusan, dengan dua syarat Pertama, merupakan hal yang mungkin dan kemampuan manusia melakukannya. Seperti memohon seseorang untuk memberikan sejumlah harta. Adapun apabila yang diminta itu di luar kemampuan manusia, maka tidak boleh dimohon. Misalnya kita meminta agar seseorang dijadikan penghuni Surga. Itu tidak boleh, meskipun orang itu adalah seorang mukmin yang bertakwa. Kedua Hendaknya orang yang dimintai sesuatu itu memiliki kemampuan. Maka tidak boleh memohon sesuatu kepada orang yang sudah meninggal dunia. Firman Allah " Dan orang-orang yang kamu seru sembah selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.." Al-Faathir 13 Demikian juga firman Allah " Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada menendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu.." Al-Faathir 14
Maka turunlah firman Allah SWT. '. Tidak sepatutnya bagi seorang mukimn atau mukminah untuk memilih-milih sesuatu yang lain dalam urusan mereka, sedangkan Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan sesuatu ketetapan tentang hal itu. Dan siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah sesat dalam kesesatan yang nyata
اَلَآ اِنَّ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ يونس ٦٢ awliyāaأَوْلِيَآءَwali-waliʿalayhimعَلَيْهِمْatas merekayaḥzanūnaيَحْزَنُونَmereka bersedih hati'Alā 'Inna 'Awliyā'a Allāhi Lā Khawfun `Alayhim Wa Lā Hum Yaĥzanūna. al-Yūnus 1062ArtinyaIngatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. QS. [10] Yunus 621 Tafsir Ringkas KemenagPada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa apapun yang dikerjakan oleh manusia baik ketaatan maupun kemaksiatan, maka tidak sedikit pun terlewatkan dari pengetahuan Tuhan, lalu pada ayat ini dijelaskan tentang kesudahan orang-orang yang selalu dalam ketaatan. Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, yakni kekasih Allah tidak ada rasa takut, yakni kekhawatiran pada mereka terhadap apa yang akan mereka hadapi di akhirat dan mereka tidak bersedih hati atas apa yang terjadi selama kehidupan di Tafsir Lengkap Kemenag3 Tafsir Ibnu Katsir4 Tafsir Al-Jalalain5 Tafsir Quraish Shihab Al-Misbahالقرآن الكريم - يونس10 62Yunus 1062 Segalapuji bagi Allah yang telah menurunkan kalam-Nya, Al Qur'an sebagai penyejuk hati. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman. Sungguh diri ini kadang terkagum-kagum dengan dunia. Begitu terpesona sampai lupa daratan. Dunia pun dikejar-kejar tanpa pernah merasa puas. Sifat qona'ah, merasa Ilustrasi kumpulan ayat tentang kematian. Foto PixabayKematian adalah salah satu hal yang pasti akan dihadapi oleh manusia. Saat kematian datang, jiwa akan terlepas dari raganya. Dalam Islam sendiri terdapat 3 takdir yang menjadi rahasia dan hanya Allah SWT yang mengetahui, termasuk di dalamnya adalah waktu kematian telah datang menghampiri, manusia tidak dapat menolak atau menghindarinya. Oleh karena itu, selama hidup di dunia, manusia harus selalu mengingat Allah SWT dan tidak terbuai oleh kenikmatan duniawi sebuah hadis, Rasulullah SAW berpesan, “Perbanyaklah kalian dalam mengingat penghancur segala kelezatan dunia, yaitu kematian,” HR at-Tirmidzi.Allah SWT telah berfirman dalam beberapa ayat di Alquran bahwa kematian adalah hal yang nyata, bukan juga sebuah akhir namun sebagai awal fase kehidupan yang baru. Berikut ini adalah kumpulan beberapa ayat di Alquran yang membahas tentang kematian yang di dalamnya serta memuat nasihat dan kumpulan ayat tentang kematian. Foto Pixabayكُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ * وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِSemua yang ada di bumi itu akan binasa 26. Dan tetaplah kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan 27.الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُAllah lah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَKami tidak menjadikan hidup kekal bagi seorang manusiapun sebelum kamu. Maka jika kamu mati, apakah mereka akan kekal?. – QS. Al-Anbiya 34كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَTiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan serta kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan. – Al-Anbiya 35قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَKatakanlah “Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”.وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُDan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah perkara yang kamu selalu lari إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ * وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ * وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ * وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ * إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُSekali-kali tidak. Apabila nafas seseorang telah sampai ke kerongkongan 26, dan dikatakan kepadanya “Siapakah yang bisa menyembuhkan?” 27, dan orang yang tengah sekarat itu meyakini bahwa sesungguhnya itu adalah waktu perpisahannya dengan dunia 28, dan bertautlah betis dengan betis lainnya saat ruh dicabut 29, kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu akan digiring 30.وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَSetiap yang bernyawa tidak akan mati melainkan atas izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan pahala dunia itu kepadanya, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, niscaya Kami berikan pula pahala akhirat itu kepadanya. Dan kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang kumpulan ayat tentang kematian. Foto Pixabayقُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَKatakanlah “Sesungguhnya kematian yang kamu hindari itu, maka sesungguhnya kematian itu pasti akan menemui kamu. Kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang maha mengetahui perkara yang ghaib dan yang nyata. Lalu Dia akan memberitahukan segala apa yang telah kamu kerjakan”.وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ لَا تَشْعُرُونَDan janganlah kamu mengatakan tentang orang-orang yang gugur di jalan Allah, bahwa mereka itu mati. Bahkan sebenarnya mereka itu hidup, hanya saja kamu tidak تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَYaitu orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik. Para malaikat itu berkata kepada mereka “Salaamun alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”.وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَDan Allah sekali-kali tidak akan pernah menangguhkan kematian seseorang apabila telah tiba waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَAllah menggenggam jiwa seseorang ketika matinya dan menggenggam jiwa seseorang yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia menahan jiwa seseorang yang ajal kematiannya telah tiba dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِSeandainya kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir, para malaikat memukuli mereka dari bagian depan dan belakang seraya berkata “Rasakanlah siksaan api neraka yang membakar”, tentulah kamu akan merasa ngeri.وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَDan Dialah Allah yang memiliki kekuasaan tertinggi di atas hamba-hamba-Nya. Dan Dia mengutus para malaikat penjaga kepadamu, sehingga apabila kematian mendatangi salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami. Dan mereka para malaikat itu tidak pernah melalaikan تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ فَمَالِ هَؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًاDi mana saja kamu berada, kematian pasti akan mendapatkanmu, meskipun kamu berlindung di dalam benteng yang tinggi nan kokoh. Dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka berkata “Ini datangnya dari sisi Allah”, sementara ketika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka berkata “Ini datangnya dari sisi kamu Muhammad”. Katakanlah “Semuanya itu datangnya dari sisi Allah”. Maka mengapa mereka itu orang-orang munafik hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?. SesungguhnyaAllâh mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". [az-Zumar/39:53]. Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini: "Ayat yang mulia ini merupakan seruan kepada orang-orang yang bermaksiat, baik orang-orang kafir atau lainnya, untuk bertaubat dan kembali (kepada Allâh). - Kematian adalah hal yang pasti datang kepada semua makhluk yang bernyawa, baik itu manusia, hewan, jin, tumbuhan, malaikat dan lainnya. Hanya soal waktu saja yang membedakan kapan kematian akan datang. Ada yang lebih dahulu dijemput oleh ajal, namun ada yang diberi tangguh hingga usia tua. Merujuk laman BKD Jogja, salah satu ayat dalam Al Quran yang mengingatkan bahwa semua yang bernyawa akan merasakan mati adalah QS. Ali-Imran ayat 185 seperti berikut كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ Artinya “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” QS Ali Imran 185. Kematian yang datang kepada makhluk ciptaan Allah bisa melalui berbagai macam sebab musabab. Ada yang disebabkan oleh penyakit, ada pula yang disebabkan oleh kecelakaan, tenggelam, tertimpa benda keras, atau bahkan tanpa sebab yang umum seperti yang telah disebutkan. Jika Allah berkehendak maka nyawanya akan dicabut oleh malaikat saat itu juga. Tidak ada yang dapat lari dari kematian jika sudah tiba waktunya datang. Walau bersembunyi di benteng paling kuat, atau berobat di rumah sakit paling mahal, jika Allah sudah mentakdirkan kematiannya datang, maka ia akan menemui ajal. Waktunya di dunia untuk berbuat dan beramal sudah habis, dan tiba saatnya untuk mempertanggungjawabkan semua amalan tersebut. Salah satu ayat Al Quran yang menggambarkan hal itu adalah di dalam surat Jumu’ah ayat ke 8 seperti berikut ini قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ Artinya “Katakanlah "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". QS Jumu’ah 8. Demikian pula di dalam surat An-Nisa’ ayat 78 berikut ini أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” QS. An-Nisa’ 78. Berikut ini beberapa dalil lain tentang kematian yang terdapat dalam Al Quran, sebagai pengingat untuk kita semua bahwa suatu saat nanti akan tiba masanya kematian menjemput. Semoga di saat itu, kematian yang baik husnul khotimah yang akan menjadi jalan akhir kita. Hikmah dari mengingat kematian, seperti dikutip laman NU Online, akan membuat manusia menjadi takut untuk berbuat dosa, mendorong perbuatan baik kepada sesama makhluk hidup, bertaubat atas segala kesalahan di masa lalu, dan membuat seorang muslim termotivasi untuk selalu mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Hanya Allah Subhanahu wata'ala saja yang akan kekal, karena segala yang ada di alam semesta ini merupakan ciptaan-Nya. Ayat Al Quran tentang kematian QS Ali Imran 145 Artinya “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan pula kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” QS Ali Imran 145. QS Ar-Rahman 26-27 Artinya “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” QS Ar-Rahman 26-27 QS Al Mulk 2 Artinya “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” QS Al Mulk 2 QS Al Anbiya 34-35 Artinya “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu Muhammad; maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?” QS Al Anbiya 34 “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” QS Al Anbiya 35 QS As-Sajdah 11 Artinya “Katakanlah "Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan," QS As-Sajdah 11 QS Qaf 19 Artinya “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya,” QS Qaf 19.Baca juga Teks Khutbah Jumat Bekal Menyambut Kematian, Sudah Siapkah Kita? Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Musibah dan Bencana, Termasuk Pandemi Doa Ketika Tertimpa Musibah dan Bencana Arab, Latin & Artinya - Sosial Budaya Kontributor Cicik NovitaPenulis Cicik NovitaEditor Dhita Koesno Mengutipdari Al-Quran Hadis (2020) yang ditulis Nismatul Khoiriyah, ada 2 aspek dalam muamalah yaitu adabiyah dan madaniyah. Pertama, aspek adabiyah menyangkut adab atau akhlak, seperti kejujuran, toleransi, sopan santun, adab bertetangga dan sebagainya. Kedua, aspek madaniyah berhubungan dengan kebendaan, seperti halal, haram, syubhat Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati di akhirat nanti. Camkanlah wahai manusia bahwa sesungguhnya para wali Allah yang beriman dan menaati-Nya, dicintai oleh Allah sebagaimana mereka mencintai-Nya. Bagi mereka tidak ada rasa takut dari keterhinaan di dunia dan siksaan di akhirat. Mereka pun tak merasa sedih karena tidak mendapatkan kesenangan dunia, karena di sisi Allah, mereka akan memperoleh sesuatu yang lebih besar dan lebih banyak dari itu semua. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Menurut kebanyakan ahli tafsir, barang-barang dari saudara-saudara Yusuf yang digunakan sebagai alat penukar bahan makanan itu ialah kulit dan terompah sandal. Tindakan ini diambil oleh Yusuf sebagai siasat, dengan cara menaruh budi baiknya kepada mereka, agar mereka nantinya bersedia kembali lagi ke Mesir dengan membawa Bunyamin. Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Dalam hal yang akan mereka hadapi di masa mendatang. Di akhirat, karena amal mereka yang dahulu adalah baik. Oleh karena mereka tidak takut dan tidak bersedih hati, maka mereka mendapakan keamanan dan kebahagiaan serta kebaikan yang banyak yang hanya diketahui oleh Allah Taâala.. SesungguhnyaAllah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. Surat An-Nisa' ayat 36. Oleh dasar itu, kami hanya berani mengatakan bahwa Tasbih Karomah ini merupakan hasil doa dan usaha terbaik yang bisa kami lakukan. Kami tidak berani membanggakan diri atas dasar apapun. Siapakah wali Allah itu? Bolehkah kita meyakini dan menganggap seseorang sebagai wali di antara wali-wali Allah yang saleh sebagaimana sering terjadi dalam masyarakat yang dengan sangat mudah mengatakan seseorang sebagai wali Allah?Sesungguhnya ada perbedaan persepsi antara Islam dan pandangan kebanyakan masyarakat Muslim di negara kita tentang kriteria wali Allah. Dalam Islam, wali Allah adalah mereka yang beriman dan bertakwa. Mereka merasa gerak-geriknya diawasi oleh Allah sehingga selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi berfirman, "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat janji-janji Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.'' QS Yunus [10] 62-64.Ibnu Katsir mengatakan, pada ayat tersebut di atas Allah menjelaskan bahwa wali-wali-Nya adalah mereka yang beriman dan selalu bertakwa. Setiap mukmin yang bertakwa adalah wali Allah yang tidak mempunyai kekhawatiran terhadap apa yang akan mereka hadapi pada hari kiamat nanti dan tidak pula bersedih akan apa yang mereka tinggalkan di dunia ini. Sedangkan, kriteria wali Allah yang berkembang dalam masyarakat lebih ditekankan pada aspek karomah yang ada pada diri orang yang dianggap wali Allah tersebut seperti berjalan di atas air, shalat di atas angin, bisa membaca pikiran orang, atau kesaktian-kesaktian lainnya. Kesimpulannya, mereka yang mempunyai kesaktian-kesaktian itulah yang dianggap sebagai kesaktian-kesaktian itu bisa juga dilakukan dan diperlihatkan oleh dukun, paranormal, atau tukang sihir. Dalam Islam, ada atau tidaknya karomah dalam diri seseorang bukanlah menjadi ukuran bagi seseorang dianggap sebagai wali Allah atau bukan. Ukurannya adalah kokohnya keimanan di dalam hati dan ketakwaan yang terpancar dalam ibadahnya serta akhlak dan muamalah kepada sahabat Nabi Muhammad tidak pernah memanggil ahli ibadah di antara mereka dengan sebutan wali atau auliya Allah. Rasyid Ridha menegaskan, tidak pantas bagi seorang Muslim meyakini secara pasti bahwa seseorang yang telah meninggal itu sebagai wali Allah yang diridai-Nya dan akan mendapatkan yang dijanjikan Allah kepada hal itu merupakan sikap melampaui batas dalam hal ilmu gaib dan tergolong mengatakan sesuatu tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan. Para ahli ilmu telah bersepakat bahwa akhir hidup seseorang tidak ada yang mengetahuinya dan kita tidak boleh memastikan seseorang mati dalam keimanan dan akan mendapatkan surga Allah kecuali ada nash dari Allah dan hanya berbaik sangka kepada semua orang beriman dan orang yang kita lihat keistiqamahannya dalam beragama. Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari menegaskan hal tersebut. Ada seorang perempuan bernama Ummul A'la, seorang perempuan Anshar yang pernah berbaiat kepada Rasulullah, berkisah bahwa pada saat itu dilakukan undian untuk melayani para Ummul A'la, ia mendapati Utsman bin Mazh'un yang kemudian tinggal di rumahnya. Sayangnya, Utsman jatuh sakit yang menyebabkan kematiannya. Di hari kematiannya, setelah dimandikan lalu dikafani, Rasulullah masuk dan Ummul A'la mengatakan, "Rahmat Allah atas dirimu wahai Abu Saib Utsman bin Mazh'un, persaksianku terhadap dirimu bahwa Allah telah memuliakan dirimu.''Rasulullah bersabda, "Dari mana kamu tahu Allah telah memuliakannya?" Ia menjawab, "Ayahku sebagai taruhan atas kebenaran ucapanku, ya Rasulullah. Lalu, siapa yang Allah muliakan?'' Rasul menjawab, "Adapun dia, telah datang kematiannya. Demi Allah berharap kebaikan untuknya. Demi Allah aku sendiri tidak tahu-padahal aku ini adalah utusan Allah-apa yang nantinya akan diperlakukan terhadap diriku.''Ummul 'Ala mengatakan, "Demi Allah aku tidak lagi memberikan tazkiyah persaksian baik setelah itu selama-lamanya.'' HR Bukhari. Wallahu a'lam bish shawab. Dikutip dari Konsultasi Agama diasuh Ustaz Bachtiar Nashir YaAllah, hiasilah (diri) kami dengan perhiasan (keindahan) iman, serta jadikanlah kami sebagai orang-orang yang (selalu) mendapat petunjuk (dari-Mu) dan memberi petnjuk (kepada orang lain). 3. Ketiga hadits di atas, paling tidak, memberikan gambaran jelas bahwa pohon iman di hati orang yang beriman, jika pertumbuhannya benar dan sempurna, maka pohon itu akan menghasilkan buah yang indah Jakarta - Wali Allah SWT dalam Al Quran ternyata menjadi salah satu topik yang kerap dipertanyakan netizen. Dikutip dari situs Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam UII, wali Allah kerap identik dengan mereka yang memiliki karomah."Al Quran menjelaskan wali Allah adalah orang yang mendekat dan menolong agama Allah SWT, atau orang yang didekati atau orang yang ditolong Allah SWT," ujar penulis Anas Ahmad Rahman yang saat itu menjadi mahasiswa Magister Ilmu Agama Islam MIAI yang dimiliki para wali Allah SWT adalah anugerah dari Tuhan untuk hambaNya. Pada hakikatnya karomah para wali Allah SWT itu tidaklah dapat dipelajari. Karomah atau kelebihan para wali Allah sempat dijelaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. "Karomah wali adalah sebuah pemberian dari Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang shalih tanpa ia bersusah payah darinya. Berbeda dengan seorang yang menggunakan ilmu hasil dari persekutuannya dengan syaitan, maka ia akan bersusah payah untuk melakukannya," ujar penulis mengutip Ibnu Quran telah menjelaskan wali Allah SWT dalam ayat-ayatnya. Dengan penjelasan ini diharapkan masyarakat tak lagi bingung terkait sosok wali allah Al Quran yang menjelaskan wali Allah adalah1. Ali 'Imran ayat 31قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌArab latin Qul ing kuntum tuḥibbụnallāha fattabi'ụnī yuḥbibkumullāhu wa yagfir lakum żunụbakum, wallāhu gafụrur raḥīmArtinya "Katakanlah "Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."2. Al-Maidah ayat 54يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَسَوْفَ يَأْتِى ٱللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌArab latin Yā ayyuhallażīna āmanụ may yartadda mingkum 'an dīnihī fa saufa ya`tillāhu biqaumiy yuḥibbuhum wa yuḥibbụnahū ażillatin 'alal-mu`minīna a'izzatin 'alal-kāfirīna yujāhidụna fī sabīlillāhi wa lā yakhāfụna laumata lā`im, żālika faḍlullāhi yu`tīhi may yasyā`, wallāhu wāsi'un 'alīmArtinya "Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberian-Nya, lagi Maha Mengetahui."3. Yunus ayat 62 dan 6362. أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ63. ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَArab latin62. Alā inna auliyā`allāhi lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn63. Allażīna āmanụ wa kānụ yattaqụnArtinya62. Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu tersebut, tiap muslim juga bisa mempelajari ciri-ciri dan karakter seorang wali Allah SWT. Sifat ini bisa jadi bahan untuk terus belajar menjadi orang yang lebih dalam Al Quran yang menjelaskan wali Allah adalahOrang-orang yang ittiba mengikuti Sunnah RasulullahLemah lembut kepada sesama mukminTegas terhadap orang-orang kafirBerjihad di jalan Allah SWTTidak takut terhadap celaan si pencelaTidak ada rasa takut dan sedih dalam hatinya terhadap segala ketetapan Allah SWTSelalu menjaga keimanan serta ketaqwaannya kepada Allah Allah SWT tidak identik dengan mereka yang bisa jalan di air, terbang, atau punya kelebihan lain. Al Quran menjelaskan wali Allah adalah mereka yang selalu berusaha dekat dengan Allah SWT dan menjalankan sunnah nabinya. row/erd